Header Ads

Ad Home

Jalan Terjal Gerindra Untuk Jawa


Jalan Terjal Gerindra Untuk Jawa

Negeri News - Partai Gerindra resmi mengusung jago-jagonya di pemilihan gubernur Jawa Barat, dan Jawa Tengah. Di Jawa Barat, Gerindra mengusung Mayjen (Purn) Sudrajat sebagai Calon Gubernur (cagub), di Jawa Tengah, partai berlambang burung garuda itu mengusung Sudirman Said sebagai cagub.

Gerindra belum memutuskan untuk mengusung calon gubernur di Jawa Timur. Kabarnya, Gerindra telah memberikan surat kepada mantan ketua PSSI La Nyalla Mataliti untuk maju di Pilgub Jatim. La Nyalla diberi waktu oleh Gerindra untuk mencari mitra koalisi. Bila tidak mampu memenuhi syarat yang diberikan Gerindra, tiket Pilgub Jatim tidak akan diberikan kepada La Nyalla.

Langkah Gerindra mengusung sejumlah calon kepala daerah yang tidak populer, di Pilkada Tanah Jawa, dinilai Pengamat politik dari Indo Barometer Muhammad Qodari, sebagai langkah politik yang unik.

Gerindra memilih untuk melalui jalan terjal untuk merebut kekuasaan, dengan memilih orang-orang yang dinilai Qadari memiliki elektabilitas yang rendah. 

Kata Qadari, Gerindra kemungkinan lebih mempertimbangkan politik secara kualitatif ketimbang kuantitatif dalam menunjuk calon. "Ini memang menarik tapi biasalah namanya partai politik dalam mengajukan calon ada petimbangan kuantitatif dan kualitatif. Mungkin kalau bicara Gerindra pertimbangan kualitatif politiknya lebih besar daripada kuantitatif. Itu sebabnya maka Gerindra mengajukan cagub yang notabene surveinya masih rendah," ujarnya.

Dikatakan Qadari, peluang Gerindra untuk mendapatkan kemenangan di Jawa Barat akan berat.

"Tentu akan lebih berat untuk menang, calon-calon yang diusung Gerindra per hari ini berangkat dari titik start yang agak jauh dibanding calon-calon yang lain," ujar Qodari di Kantor ICMI, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (13/12).
Meski calon yang diusung Gerindra memiliki elektabilitas rendah dalam semua survei, lanjutnya, Gerindra masih berpeluang untuk meraup dukungan masyarakat di Pilkada. 

Menurutnya, pemilihan kepala daerah bersifat dinamis. Berkaca dari Pilgub Jakarta 2017 silam, pasangan calon yang diusung Gerindra Anies Baswedan-Sandiaga Uno terbukti dapat mengalahkan calon petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Syaiful Hidayat.

Saat itu, sejumlah lembaga survei menempatkan Ahok sebagai calon yang memiliki elektabilitas tinggi, dibandingkan Anies Baswedan.

"Walaupun survei rendah belum tentu kalah. karena pilkada itu kan bertujuan untuk merebut dukungan masyarakat dan dukungan itu sifatnya dinamis," kata Qadari.

Qadari berpendapat, para Cagub yang diusung Gerindra harus bekerja ekstra keras untuk menguasai pilkada di tanah Jawa, karena harus mengejar ketertinggalan dari para pesaing-pesaingnya.
Gerindra, kata dia, harus mengejar dari sisi peningkatan elektabilitas kandidat maupun konsolidasi mesin partai politik.

Di Jawa Barat, misalnya, Sudrajat harus bekerja melampaui elektabilitas dua calon kuat lainnya, Ridwan Kamil yang telah diusung NasDem, Golkar, PPP, dan PKB. Belum lagi, bila tokoh lain seperti Dedi Mulyadi dan Deddy Mizwar yang juga disebut akan bertarung di Jawa Barat. Namun, keduanya belum mendapatkan dukungan partai hingga kini.

Di Pilgub Jawa Tengah, meskipun PDIP belum mendeklarasikan calon gubernurnya, nama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo disebut-sebut memiliki peluang besar untuk dicalonkan kembali. 

"Tugas Gerindra Di Jawa Barat, memastikan Sudrajat harus mengejar Ridwan Kamil, Deddy Mizwar, Dedi Mulyadi. di Jawa Tengah harus mengejar Ganjar Pranowo, dia (para kandidat Cagub Gerindra) baru mau bergerak, sementara calon yang lain sudah bergerak jauh-jauh hari," ujarnya.

Gerindra, ia menekankan, membutuhkan ikhtiar yang kuat untuk memenangkan pilkada di Jawa Barat dan di Jawa Tengah. [CNN]



Baca Juga

Powered by Blogger.