Menggunakan Sample 300 TPS, Gerindra Bakal Polisikan Lembaga Survei yang Menangkan Rindu
NegeriNews - Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Arief Poyuono menilai ada keanehan dalam hitung cepat (quick count) sejumlah lembaga survei yang memenangkan pasangan calon Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum (Rindu)
Lembaga-lembaga survei seperti Charta Politika, Indikator, Indobarometer dan LSI hanya menggunakan sampel 300 tempat pemungutan suara (TPS).
Menurut Arief, jika dihitung dengan rumus statistik, maka margin of error dari hitung cepat lembaga-lembaga tersebut lebih kurang 5-5,6 persen. Karena total TPS di Pilgub Jabar mencapai 74.954 TPS.
"Artinya, akurasi hitung cepat lembaga-lembaga itu tidak lebih baik dari hasil quick count LKPI dan IDM (dua lembaga yang memenangkan pasangan Sudrajat-Ahmad Syaiku)," ujar Arief di Jakarta, Jumat (29/6).
Menurut Arief, LKPI dan IDM mengambil sampel 2.500-3.000 TPS, dengan margin of error lebih kurang 1,6-1,8 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
"Saya menduga ada agenda kecurangan yang sedang dipersoalkan lembaga survei yang mungkin menjadi konsultan pasangan RK- Uu," ucapnya.
Arief juga mendasari pandangannya terhadap kenyataan lembaga-lembaga yang memenangkan Ridwan Kamil-Uu, sebelum pilkada selalu memprediksi keterpilihan pasangan Sudrajat-Ahmad Syaiku hanya berkisar 7-9 persen
"Jelas lembaga-lembaga survei tersebut sudah berbohong pada publik. Seperti Charta Politika yang melakukan survei pilkada mengatakan Ahok menang, nyatanya kalah. Indikator bermain aman dengan komposisi 46 persen Ahok, 47 Anies. Nyatanya salah lagi," katanya.
Arief kemudian meminta KPU melaporkan lembaga-lembaga yang dimaksud ke lembaga yang berwenang mencabut dan membubarkan lembaga survei
"Jika tidak, maka Gerindra akan melaporkan ke Mabes Polri karena lembaga-lembaga survei itu telah menipu publik dan bikin penelitian menipu publik," pungkas Arief.[jpnn]
Post a Comment